Kamis, 26 April 2012

Salam Derita

Malam ini aku berhasil tertawa
Menertawai diri yang merana ini
Betapapun sakitnya ternyata aku masih bisa tersenyum
Tersenyum bersama jutaan tetes air mata

Memang tak ada yang abadi
Seberapa tegarnya karang lama kelamaan akan habis terkikis juga
Seberapa kuatnya logam lama kelamaan akan leleh juga oleh panas
Karang dan logam dua hal yang sangat kuat, namun bagaimana dengan hati ini ?
Sampai kapankah ia akan bertahan ?

Tatapanku liar tak terarah karena memang sudah tak ada lagi arah yang tersisa
Yang tersisa hanya racun dan duri
Adakah orang yang tahu ?
Adakah yang peduli ?
Mereka kira aku baik baik saja, bahagia
Mereka pikir apa yang mereka lakukan adalah yang terbaik bagi semua tapi ternyata tidak buatku
Pengecut memang aku ini
Tapi itu karena aku tak ingin ada yang terluka
Kuambil langkah kedepan biarkan diri ini terluka

Air tenang menghanyutkan
Mungkin aku tampak tegar namun jauh kedalam menyelami lorong2 kelam benakku aku seperti sekarat
Bersama angin kukirimkan salam deritaku sampai jantung ini sudah tak sanggup lagi

2 komentar: